Jumat, 27 September 2013

Faktor-faktor Produksi Usahatani ( modul 4 )






 A.    Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
Indonesia dikenal kaya akan sumberdaya/factor produksi alam (natural resources) dan sumber daya manusia (human resources) namun mengapa usahatani di Indonesia terutama petani kecil masih sulit berkembang. Jelaskan!
            Jawab:
            Dengan wilayah yang luas, serta ditambah lagi dengan lahan pertanian yang luas, dengan penduduknya sebagian besar adalah tani atau mata pencariannya adalah dengan bertani maka Indonesia merupakan negara yang agraris, yang menempatkan pertanian sebagai potensi yang paling dominan.
Pertanian di Indonesia merupakan sektor yang paling penting diantara yang lainya. Hal ini dikarenakan sektor pertanian telah terbukti tetap tegak dan bertahan dari terpaan gelombang krisis moneter. Sedangkan sektor-sektor lainnya justru banyak yang mengalami kebangkrutan. Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja (sumber mata pencaharian penduduk), sumber devisa negara, sumber bahan baku industri, dan sumber pendapatan nasional. Selain itu, sektor pertanian juga merupakan sumber bahan pangan bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Usaha tani mempunyai arti penting dalam suatu pertanian, dimana usaha tani adalah suatu tempat di permukaan bumi dimana pertanian di selenggarakan. Pembangunan usaha tani yang berhasil akan membuahkan terwujudnya target pembanguna nasional. Seperti tujuan dari pancasila dan UUD 1945 yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat serta keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan keadilan social secara menyeluruh di wilayah Indonesia ini maka otomatis telah tecapainya pembangunan pertanian serta pembangunan ekonomi yang baik yang berawal dari perubahan kearah perbaikan kualitas dari usaha tani itu sendiri.
Namun kondisi dari usaha tani serta petani Indonesia sulit untuk berkembang, hal ini dikarenakan beberapa hal berikut ini:
a)      Kurang rangsangan
Masalah kurang rangsangan karena sikap puas diri para petani yang umumnya petani kecil. Ada semacam kejenuhan dan putus asa karena sulitnya meningkatkan taraf hidup dan pemenuhan kebutuhan keluarganya. Akibat berikutnya akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan pendidikan dan tersedianya dana yang cukup untuk biaya operasional usahataninya. Rendahnya tingkat pendidikan akan berpulang kepada rendahnya adopsi teknologi, apalagi kurangnya dana tadi akan sulit untuk membeli teknologi. 
b)      Belum mantapnya sistem dan pelayanan penyuluhan
Memang penyuluh telah ditambah, tetapi jumlah petani cukup banyak sehingga imbangan petani-penyuluh menjadi besar. Belum lagi lokasi dan tingkat pengetahuan petani yang beragam membuat sulit dalam mekanisme penghantaran teknologi.
c)      Aspek teknologi
Para petani kecil pada umumnya sulit menerima setiap teknik atau metode baru (innovation). Selain itu, setiap penerapan teknologi membutuhkan modal yang lebih besar untuk pengadan dan penguasaan teknologi tersebut.
d)     Perubahan harga
Pada suatu masa tertentu harga-harga komoditas usahatani mengalami perubahan. Misalnya apabila harga komoditas kubis di pasaran tinggi, petani akan beramai-ramai menanam kubis sehingga apabila musim panen tiba, harga kubis menjadi turun jauh yang mengakibatkan kerugian pada petani itu sendiri.


e)      Meningkatnya jumlah produsen
Semakin banyak petani yang mengusahakan komoditas yang sama, maka akan semakin ketat kompetisi untuk mendapatkan konsumen. Sehingga bagi petani yang belum siap menghadapi persaingan akan mengalami kerugian.
f)       Ketebatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani
Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha pertanian. Namun, dalam operasional usahanya tidak semua petani memiliki modal yang cukup. Aksesibilitas petani terhadap sumber-sumber permodalan masih sangat terbatas, terutama bagi petani-petani yang menguasai lahan sempit yang merupakan komunitas terbesar dari masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak jarang ditemui bahwa kekurangan biaya merupakan kendala yang menjadi penghambat bagi petani dalam mengelola dan mengembangkan usaha tani.
g)      Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh.
Masih lemahnya kelembagaan usaha dan kelembagaan petani. Usaha agribisnis skala rumahtangga, skala kecil dan agribisnis skala besar belum terikat dalam kerjasama yang saling membutuhkan , saling memperkuat dan saling menguntungkan. Yang terjadi adalah penguasaan pasar oleh kelompok usaha yang kuat sehingga terjadi distribusi margin keuntungan yang timpang (skewed) yang merugikan petani.
h)      Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.
Para pekerja birokrasi pertanian umumnya jarang untuk terjun langsung ke lapang untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh petani. Sehingga para petani menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri yang terkadang justru merugikan.
Hal-hal diatas lah yang menyebabkan usaha tani dan para petani kecil sulit untuk berkembang dan sulit untuk mensejahterakan hidupnya.

B.   Pertanyaan(Evaluasi mandiri)
1.      Sebut dan jelaskan faktor produksi dalam pertanian!
Jawab:
Ada empat faktor produksi pertanian yaitu: 
1.      Faktor produksi alam
Faktor  produksi  alam  terdiri  dari  terdiri  dari  :  Udara,  Iklim,  Lahan,  Flora  dan  Fauna. Tanpa  faktor  produksi  alam  tidak  ada  produk  pertanian.  Tanpa  tanah/  lahan,  sinar matahari,  udara  dan  cahaya  tidak  ada  hasil  pertanian.  Orang  yang  kurang  memahami proses  produksi  pertanian  menganggap  faktor  produksi  yang  tidak  langka  atau  tidak terbatas (unscarcity) seperti udara, cahaya adalah tidak termasuk faktor produksi.
Tanah/lahan yang bersifat langka/terbatas (scarcity) adalah sebagai faktor produksi. Pada era sebelum Masehi tanah ini juga belum bersifat scarcity, sama halnya dengan udara dan cahaya.  Tanah/lahan dalam arti sesungguhnya bukan termasuk modal, karena tanah bukan buatan  manusia atau hasil produksi. Orang awam menganggap  tanah sebagai modal utama atau satu-satunya modal bagi petani. Hal ini karena tanah mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi dari tanah adalah:
1.      Dapat diperjual belikan
2.      Dapat disewakan
3.      Dapat dijadikan jaminan kredit.


2.      Faktor produksi tenaga kerja
 Dalam  ilmu  ekonomi,  yang  dimaksud  dengan  tenaga  kerja  adalah  suatu  alat  kekusaan fisik dan otak manusia  yang  tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan kepada usaha  produksi.  Tenaga  kerja  yang  bukan  bertujuan  usaha  produksi  misalnya  tenaga untuk sport disebut langkah bebas.  Tenaga kerja adalah faktor terpenting dalam suatu perusahaan dan modal dapat seluruhny atau sebagian besar habis karena memburuknya konjungtur, malapetaka, dan wabah. juga mungkin, karena modal tidak mampu menarik tenaga kerja baru dari daerah lain, sehingga hanya tenaga kerja keluarga atau masyarakat saja yang tetap saja tinggal. Mengapa di katakan faktor tenaga kerja sangatlah penting dari pada yang lainnya.
Pengaruh tenaga kerja terhadap produki berbeda untuk setiap usaha tanaman. Ini sangat bergantung kepada usaha produksi itu, bila sifatnya padat karya (labor intensive) maka pengaruhnya sangat kuat, bila sifatnya padat modal (capital intensive) maka pengaruh tenaga kerja lemah. Dalam ekonomi produksi keadaan labor intensive atau capital intensive secara kuantitatif dapat dirumuskan melalui fungsi produksinya. Misalnya
X = jumlah tenaga kerja,
X = jumlah modal,
Y = jumlah produksi.

Pertanian rakyat sering dikenal dengan usahatani kecil. Di pertanian rakyat sering digunakan tenaga kerja anak-anak (di bawah usia 10 atau 12 tahun). Tenaga kerja anak-anak itu dapat berasal dari keluarga ataupun dari luar keluarga. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani disebut TKDK (Tenaga Kerja Dalam Keluarga), yang berasal dari luar keluarga disebut TKLK (Tenaga Kerja Luar Keluarga) atau tenaga kerja sewa. Dalam proses produksi pertanian, TKDK dan TKLK pada prinsipnya sama, setiap tenaga kerja yang dikorbankan dalam berproduksi harus diperhitungkan. Pada umumnya TKDK tidak dibayar, sedangkan TKLK harus dibayar. Pada usahatani kecil TKLK digunakan bila TKDK tidak cukup mengerjakan pekerjaan dalam usahatani. Petani yang mempunyai usahatani skala luas selalu menggunakan TKLK.
Satuan tenaga kerja sering disebut dengan HKP (Hari Kerja Pria dewasa), Satu HKP adalah tenaga kerja seorang pria dewasa yang bekerja efektif selama 8 jam per hari. Untuk tenaga kerja seorang dewasa wanita setara dengan 0,8 HKP dan tenaga kerja seorang anak-anak setara dengan 0,5 HKP. Harga atau upah 1HKP untuk setiap daerah adalah bervariasi, juga untuk jenis pekerjaan yang berbeda upah 1HKP sering berbeda. Misalnya upah 1HKP menyiang di kebun jeruk di Tanah Karo adalah Rp.20.000, upah 1HKP menyemprot hama/penyakit adalah Rp.30.000. Makin berat atau makin beresiko jenis pekerjaan itu maka makin mahal upahnya. Komponen biaya tenaga kerja pada pertanian rakyat (TKDK+TKLK) adalah paling besar, rata- rata biaya ini 50% dari total biaya produksi.

3.      Faktor produksi modal
Modal  dalam  arti  ekonomi  adalah  hasil  produksi  yang  digunakan  untuk menghasilkan produksi  selanjutnya.  Von  Bohm-Bawerk  menjelaskan  sebagai  berikut:  Segala  jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat disebut kekayaan masyarakat. Kekayaan itu digunakan:
·         Sebagian untuk konsumsi.
·          Sebagian untuk memproduksi barang-barang baru, inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial.
Perkataan  modal  atau  kapital  dalam  arti  sehari-hari  digunakan  dalam  bermacam  arti, yaitu: 
·         modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang.
·         modal dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal, dan ini terlepas dari kerjanya.


Menurut sifatnya modal dibagi menjadi:
·         Modal  tetap  adalah  barang-barang  modal  yang  digunakan  dalam  proses  produksi  yang dapat digunakan  beberapa kali. Meskipun akhirnya modal  itu  tandas   atau habis  juga,  tetapi  sama  sekali  tidak    terhisap dalam  hasil. (sebagai modal pertama
 Contoh modal tetap : mesin, bangunan, alat-alat pertanian.
·         Modal  bergerak  adalah  barang-barang modal  yang  dipakai  dalam  proses  produksi  dan  habis  terpakai  dalam  proses  produksi. (sebagai modal kedua)
Contoh  modal bergerak: pupuk, bahan bakar, bahan mentah.

Perbedaan di atas sangat penting artinya karena kedua jenis modal di atas mampu mempunyai fungsi dan meminta perhatian yang sangat berlainan. Pemanenan harus dikembalikan secara penuh dengan modal kedua, sedangkan modal yang pertamahanya mengembalilakn sebagian, dan bagian yang dikembalikan ialah penyusutan tahunan dan biaya perawatan tahunan.
Selanjutnya orang dapat membedakan jenis-jenis modal itu jadi :
-          Sarana produksi. Yang diproduksi, sejauh barang itu digunakan secara langsung untuk produksi dan
-          Sarana untuk menyimpan barang uang dihasilkan.

Suatu perbedaan yang tidak secara langsung merupakan akibat dari penyebutan jenis-jenis modal tersebut, akan tetapin yang berguna ialah perbedaan modal yang di warisi atau yang didapat denagn cara lain secara cuma-cuma, seperti sisa-sisa pendapatan yang ditabung dari hasil kerja yang di tabung. Modal yang di gunakan dalam usaha tani jauh lebih besar dari pada yang digunakan dalam usaha perdagangan atau industri, yang menghasilkan pemenuhan yang sama, karena kurang cepat beredar. Penarikan lebih banyak modal dalam usaha tani pada umumnya hanya masuk akal bagi petani, jika harapannya adalah mendapatkan salah satu atau lebih dari akibat-akibat yang di sebutkan sebagai berikut :
1.      Pengaruh kerja pada saat banyak pekerja diperlukan dan keperluan itu sulit dapat untuk di penuhinya.
2.      Pengurangan kerja, jiika kerja yang du bebaskan itu dapat digunakan secara bermanfaat.
3.      Pemenuhan kebutuhan yang lebih baik.

Modal petani dapat dipisahkan dalam modal usaha yang sebenar-benarnya dan modal pribadinya. perbedaan semacam itu praktis tidak ada dalam usaha Indonesia. Jika perbedaan ini di terapkan lebih lanjut, maka usaha itu bukan menjadi usaha tani lagi, melainkan akan menjadi suatu badan usaha.
Dibuat perbedaan modal tetap dan modal bergerak berhubung dengan perhitungan biaya pada proses produksi, yaitu:
1.      Biaya modal bergerak diperhitungkan dalam harga biaya riel (pada saat itu).
2.      Biaya modal tetap diperhitungkan melalui penyusutan nilai.

Modal Fisik dan modal Manusiawi:
Modal fisik atau modal material dalam pertanian seperti alat-alat pertanian, bibit, pupuk, ternak, bangunan dan lain-lain. Modal  manusiawi  (human  capital)  seperti  biaya  untuk  pendidikan  petani,  latihan  dan peningkatan  kesehatan  dan  lain-lain.  Modal  manusiawi  tidak  secara  langsung berpengaruh  terhadap  produksi,  akan  tetapi  dia  akan  dapat  menaikkan  produk-tivitas kerja pada waktu mendatang.

4.      Faktor produksi pengelolaan (manajemen).
Manajemen  sama  dengan  pengelolaan,  artinya  kemampuan  manusia  mengkelola  atau mengkombinasikan  seluruh  faktor-faktor  produksi  dalam  waktu  tertentu  untuk memperoleh produksi tertentu. Dari  beberapa  literatur  (secara  teori)  terdapat  beberapa  definisi  atau  pengerti-an daripada manajemen, antara lain adalah sebagai berikut:  Manajemen  adalah  seni  untuk  mencapai  hasil  yang  diinginkan  dengan  sumber daya  yang  tersedia  bagi  organisasi. Kemampuan manajer  untuk mencapai  hasil melalui  orang  lain menentukan  dalam manajemen  yang  baik.  Seni  bukan  ilmu, karena  manajemen  terkait  dengan  manusia,  maka  harus  memandang  prinsip- prinsip  manajemen  sebagai  persamaan  yang  tidak  sempurna.  Setiap  organisasi mempunyai memiliki berbagai macam sumber daya, Manajer yang berhasil akan mengeruk  hasil  /pengembalian  tertinggi  yang  dapat  diperoleh  dari  sumber  daya yang  tersedia. Selain itu di dalam faktor manajement ini juga terdapat faktor skill:
1.      Faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship
Kewirausahaan merupakan faktor produksi yang tidak dapat dilihat, dihitung, ditakar, diraba, tetapi hanya dapat dirasakan dan diketahui dengan melihat produk yang dihasilkan. Seorang pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola, menyatukan faktor-faktor produksi, dan dapat mengendalikan perusahaan secara baik dengan menghasilkan produk dan memperoleh keuntungan dan berani menanggung risiko. yang di maksudkan dengan keahlian keusahawaan adalah keahlian dan kemampuan pengusaha-pengusaha untuk mandiri dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Dalam menjalankan usaha mereka para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor produksi yang lain, yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal. Keahlian keusahawaan meliputi kemahiran para pengusaha untuk mengorganisir atau mengimplementasikan kegiatan manajemen berbagai faktor produksi (input) yang lain tersebut sehingga usahanya berhasil dan berkembang dengan baik dan dapat menyediakan barang dan jasa yang di butuhkan masyarakat.


Keahlian-keahlian tersebut meliputi sebagai berikut:
a.       Tecnikal skills (keahlian teknis) yaitu keahlian yang di perlukan untuk melakika pekerjaan spesifik tertentu. Seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan dan sebagainya.
b.      Human relation skills (keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakatyaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai orang di masyarakat. Di antara keahlian ini adalah keahlian dalam bernegara, memotivasi, meyakinkan orang dan sebagainya.
c.       Conseptual skills (keahlian konseptual), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbagai masalah dalam situasi yang berbeda-beda bahkan keahlia untuk empridiksi dimasa yang akan datang.
d.      Decision making skills (keahlian dalam pengambilan keputusan), yaitu keahlian untuk mengidentifikasikan masalah sekaligus menawarkan berbagai alternatif solusi atas permasalahan yang di hadapi.
e.       Time management skills (keahlian dalam mengelola waktu), yaitu keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the right things). Sedangkan efesien adalah mengerjakan pekerjaan dengan benar.
f.       Global management skills (keahlian dalam manajemen global), yaitu keahlian manajemen yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di negara tertentu akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
g.      Tecnological skills (keahlian dalam hal teknologi), yaitu keahlian menejerial dalam mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang terjadi.

Keseluruhan keahlian (skill) diatas, tentunya perlu untuk di miliki oleh setiap pelaku bisnis sekiranya ingin mewujudkan tujuan bisnisnya (perusahaan). Keahlian (skill) yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha terdiri dari:
a.       Managerial skill, yaitu kemampuan dalam mengorganisasikan semua faktor produksi agar mencapai tujuan.
b.      Technical skill, yaitu keahlian yang bersifat teknis dalam pelaksanaan proses       produksi    sehingga berjalan dengan baik.
c.       Organizational skill, yaitu keahlian dalam memimpin berbagai usaha, tidak hanya intern perusahaan yang brsifat bisnis, tetapi juga organisasi dalam bentuk lain.

Banyak orang yang tidak mempunyai ketrampilan atau skill dalam melakukan atau membantu dari hasil produksi sehingga produksi dapat berjalan dengan baik dengan skill yang dimiliki. Maka dari itu seseorang harus mempunyai skill dengan cara melatih keterampilannya atau bakat yang sudah di miliki tinggal mengasah dengan demikian usaha ataupun ada kaitannya dibidang pertanian dapat berjalan dengan lancar. Hal yang menyebabkan seseorang tidak mempunyai ketarampilan atau skill karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan,
Skill yang dimiliki pada umumnya hanya sepengetahuannya saja atau dari turun menutun dari keluarganya.  untuk mengatasi hal seperti ini pemerintah sebaiknya mengadakan kegiatan penyuluhan, memang saat ini jika kita melihat kondisi petani di Indonesia melakukan pemyuluhan tidaklah mudah  perlu adanya penekannan terhadap meraka yang ingin mempunyai skill, sehingga  orang yang ingin melakukan usaha mempunyai keterampilan atau skill dengan demikian semakin banyak orang yangm mempunyai skill maka akan menambah produksi yang dimiliki.


2. Sebut dan jelaskan faktor produksi (sumberdaya) dalam ilmu manajemen?
Jawab:
Manajemen sama dengan pengelolaan, artinya kemampuan manusia mengkelola atau mengkombinasikan seluruh faktor-faktor produksi dalam waktu tertentu untuk memperoleh produksi tertentu. Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan sumber daya yang tersedia bagi organisasi.         Kemampuan manajer untuk mencapai hasil melalui orang lain menentukan dalam manajemen yang baik. Seni bukan ilmu,karena manajemen terkait dengan manusia, maka harus memandang prinsip- prinsip manajemen sebagai persamaan yang tidak sempurna. Setiap organisasi mempunyai memiliki berbagai macam sumber daya, Manajer yang berhasil akanmengeruk hasil /pengembalian tertinggi yang dapat diperoleh dari sumber daya yang tersedia seperti manusia, lahan, selain itu di dalam faktor manajemen ini juga terdapat faktor skill
Faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship)
        Kewirausahaan merupakan faktor produksi yang tidak dapat dilihat, dihitung, ditakar,diraba, tetapi hanya dapat dirasakan dan diketahui dengan melihat produk yang dihasilkan.
        Seorang pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola,menyatukan faktor-faktor produksi, dan dapat mengendalikan perusahaan secara baik denganmenghasilkan produk dan memperoleh keuntungan dan berani menanggung risiko. yang dimaksudkan dengan keahlian keusahawaan adalah keahlian dan kemampuan pengusaha- pengusaha untuk mandiri dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Dalam menjalankan usaha mereka para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor  produksi yang lain, yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal.
Keahliankeusahawaanmeliputikemahiran para pengusaha untuk mengorganisr atau mengimplementasikan kegiatanmanajemen berbagai faktor produksi (input) yang lain tersebut sehingga usahanya berhasildan berkembang dengan baik dan dapat menyediakan barang dan jasa yang di butuhkanmasyarakat.Keahlian-keahlian tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Tecnikal skills ( Keahlian Teknis )
Yaitu keahlian yang di perlukan untuk melakika pekerjaan spesifik tertentu. Seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan dan sebagainya.
2. Human relation skills ( Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat)
            Yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagaiorang di masyarakat. Di antara keahlian ini adalah keahlian dalam bernegara, memotivasi,meyakinkan orang dan sebagainya.
3. Conseptual skills ( keahlian konseptual )
Yaitukeahlian dalamberpikir secaraabstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbagaimasalah dalam situasi yang berbeda-beda bahkan keahlian untuk empridiksi dimasa yang akan datang.
4. Decision making skills ( Keahlian dalam pengambilan keputusan )
            Yaitu keahlian untuk mengidentifikasikan masalah sekaligus menawarkan berbagai alternatif solusi atas permasalahan yang di hadapi.
5. Time management skills ( Keahlian dalam mengelola waktu )
            Yaitu keahliandalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the right things). Sedangkan efesien adalah mengerjakan pekerjaan dengan benar.
6. Global management skills ( Keahlian dalam manajemen global )
            Yaitu keahlianmanajemen yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di negara tertentu akan tetapi jugalintas negara bahkan lintas budaya.
7. Tecnological skills ( Keahlian dalam hal teknologi )
            Yaitu keahlian menejerialdalam mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang terjadi. Keseluruhan keahlian (skill) diatas, tentunya perlu untuk di miliki oleh setiap pelaku bisnis sekiranya ingin mewujudkan tujuan bisnisnya (perusahaan). Keahlian (skill) yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha terdiri dari:
1. Managerial skill, yaitu kemampuan dalam mengorganisasikan  semua       faktor  produksi agar mencapai tujuan.
2. Technical skill, yaitu keahlian yang bersifat teknis dalam pelaksanaan proses 
     produksi sehingga berjalan dengan baik.
3.Organizational skill, yaitu keahlian dalam memimpin berbagai usaha, tidak hanya            intern perusahaan yang brsifat bisnis, tetapi juga organisasi dalam bentuk lain.
3. Apa yang dimaksud dengan human capital?
Jawab :
Human capital diartikan sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan, dan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata dilihat dari individual tapi juga sebagai tim kerja yang memiliki hubungan pribadi baik di dalam maupun luar perusahaan (Stewart 1997 dalam Totanan 2004). Human capital penting karena merupakan sumber inovasi dan pembaharuan strategi yang dapat diperoleh dari brainstorming melalui riset laboratorium, impian manajemen, process reengineering, dan perbaikan atau pengembangan ketrampilan pekerja. Selain itu, human capital memberikan nilai tambah dalam perusahaan setiap hari, melalui motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah yang dapat dikontribusikan oleh pekerja berupa: pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan serta perubahan budaya manajemen (Mayo 2000 dalam Rachmawati et al. 2004).
Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang Ongkorahardjo: Analisis Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Perusahaan dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa akan datang bagi suatu organisasi (Malhotra 2003 dan Bontis 2002 dalam Rachmawati dan Wulani 2004). Menurut Totanan (2004) sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang berbeda pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya manusia yang berbeda dalam mengelola aset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tangible aset yang dimiliki perusahaan bersifat pasif tanpa sumber daya manusia yang dapat mengelola dan menciptakan nilai bagi suatu perusahaan.
Menurut Stewart et al (1998) dalam Sawarjuwono dan Kadir (2003) mengatakan bahwa human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual, sumber dari innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut, dimana akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
Fitz-Enz (2000) dalam Setyanto (2004) mendeskripsikan human capital sebagai kombinasi dari tiga factor, yaitu: 1) karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya intelegensi, energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen, 2) kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi, kreatifitas dan bakat dan 3) motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yaitu semangat tim dan orientasi tujuan.
Human capital dapat didefinisikan sebagai jumlah total dari pengetahuan, skill, dan kecerdasan rakyat dari suatu negara. Investasi tersebut (human capital) dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh tingkat konsumsi yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Walaupun kontroversi mengenai diperlakukannya human resources sebagai human capital belum terselesaikan, namun beberapa ekonom klasik dan neo-klasik seperti Adam Smith, Von Threnen, dan Alfred Marshall sependapat bahwa human capital terdiri dari kecakapan-kecakapan yang diperoleh melalui pendidikan dan berguna bagi semua anggota masyarakat. Kecakapan-kecakapan tersebut merupakan kekuatan utama bagi pertumbuhan ekonomi.





                                                   DAFTAR PUSTAKA

Mayo, A., 2000. “The Role of Employee Development in The Growth of Intellectual Capital, Personal Review, Vol. 29, No. 4. http://www. emerald-library.com
Rachmawati, D., dan F. Wulani. 2004. ”Human Capital dan Kinerja Dareah: Studi Kasus di Jawa Timur”, Penelitian APTIK, April: 1-73.
Sawarjuwono, T., dan A. P. Kadir. 2003. ”Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.5, No.1, Mei: 35-57.
Setyanto, R. P., 2004. “Pengukuran Human Capital: Peluang bagi Departemen SDM untuk Berperan sebagai Strategic Bisiness Partner”, Usahawan No.10, Tahun XXXIII, Oktober: 18-22.
Totanan, C., 2004. ”Peranan Intellectual Capital dalam Penciptaan Nilai untuk Keunggulan Bersaing”, Usahawan, No. 1, Tahun XXXIII, Januari: 27-31.