A.
Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
Indonesia dikenal kaya akan
sumberdaya/factor produksi alam (natural resources) dan sumber daya manusia
(human resources) namun mengapa usahatani di Indonesia terutama petani kecil
masih sulit berkembang. Jelaskan!
Jawab:
Dengan wilayah yang
luas, serta ditambah lagi dengan lahan pertanian yang luas, dengan penduduknya
sebagian besar adalah tani atau mata pencariannya adalah dengan bertani maka
Indonesia merupakan negara yang agraris, yang menempatkan pertanian sebagai
potensi yang paling dominan.
Pertanian di Indonesia merupakan sektor yang paling penting diantara yang
lainya. Hal ini dikarenakan sektor pertanian telah terbukti tetap tegak dan
bertahan dari terpaan gelombang krisis moneter. Sedangkan sektor-sektor lainnya
justru banyak yang mengalami kebangkrutan. Peran sektor pertanian dalam
perekonomian nasional dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain sebagai
penyedia lapangan kerja (sumber mata pencaharian penduduk), sumber devisa
negara, sumber bahan baku industri, dan sumber pendapatan nasional. Selain itu,
sektor pertanian juga merupakan sumber bahan pangan bagi sebagian besar
penduduk Indonesia.
Usaha tani mempunyai arti penting dalam suatu pertanian, dimana usaha tani
adalah suatu tempat di permukaan bumi dimana pertanian di selenggarakan.
Pembangunan usaha tani yang berhasil akan membuahkan terwujudnya target
pembanguna nasional. Seperti tujuan dari pancasila dan UUD 1945 yaitu
mewujudkan kesejahteraan rakyat serta keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan keadilan social secara
menyeluruh di wilayah Indonesia ini maka otomatis telah tecapainya pembangunan
pertanian serta pembangunan ekonomi yang baik yang berawal dari perubahan
kearah perbaikan kualitas dari usaha tani itu sendiri.
Namun kondisi dari usaha tani serta petani Indonesia sulit untuk
berkembang, hal ini dikarenakan beberapa hal berikut ini:
a)
Kurang rangsangan
Masalah kurang rangsangan karena sikap
puas diri para petani yang umumnya petani kecil. Ada semacam kejenuhan dan
putus asa karena sulitnya meningkatkan taraf hidup dan pemenuhan kebutuhan
keluarganya. Akibat berikutnya akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk
meningkatkan pendidikan dan tersedianya dana yang cukup untuk biaya operasional
usahataninya. Rendahnya tingkat pendidikan akan berpulang kepada rendahnya
adopsi teknologi, apalagi kurangnya dana tadi akan sulit untuk membeli
teknologi.
b)
Belum mantapnya sistem dan pelayanan
penyuluhan
Memang penyuluh telah ditambah, tetapi
jumlah petani cukup banyak sehingga imbangan petani-penyuluh menjadi besar. Belum
lagi lokasi dan tingkat pengetahuan petani yang beragam membuat sulit dalam
mekanisme penghantaran teknologi.
c)
Aspek teknologi
Para petani kecil pada umumnya sulit
menerima setiap teknik atau metode baru (innovation). Selain itu, setiap
penerapan teknologi membutuhkan modal yang lebih besar untuk pengadan dan
penguasaan teknologi tersebut.
d)
Perubahan harga
Pada suatu masa tertentu harga-harga komoditas
usahatani mengalami perubahan. Misalnya apabila harga komoditas kubis di
pasaran tinggi, petani akan beramai-ramai menanam kubis sehingga apabila musim
panen tiba, harga kubis menjadi turun jauh yang mengakibatkan kerugian pada
petani itu sendiri.
e)
Meningkatnya jumlah produsen
Semakin banyak petani yang mengusahakan
komoditas yang sama, maka akan semakin ketat kompetisi untuk mendapatkan
konsumen. Sehingga bagi petani yang belum siap menghadapi persaingan akan
mengalami kerugian.
f)
Ketebatasan akses petani terhadap
permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani
Permodalan merupakan salah satu faktor produksi
penting dalam usaha pertanian. Namun, dalam operasional usahanya tidak semua
petani memiliki modal yang cukup. Aksesibilitas petani terhadap sumber-sumber
permodalan masih sangat terbatas, terutama bagi petani-petani yang menguasai
lahan sempit yang merupakan komunitas terbesar dari masyarakat pedesaan. Dengan
demikian, tidak jarang ditemui bahwa kekurangan biaya merupakan kendala yang
menjadi penghambat bagi petani dalam mengelola dan mengembangkan usaha tani.
g)
Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani
dan penyuluh.
Masih lemahnya kelembagaan usaha dan
kelembagaan petani. Usaha agribisnis skala rumahtangga, skala kecil dan
agribisnis skala besar belum terikat dalam kerjasama yang saling membutuhkan ,
saling memperkuat dan saling menguntungkan. Yang terjadi adalah penguasaan
pasar oleh kelompok usaha yang kuat sehingga terjadi distribusi margin
keuntungan yang timpang (skewed) yang merugikan petani.
h)
Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan
birokrasi pertanian.
Para pekerja birokrasi pertanian umumnya jarang untuk
terjun langsung ke lapang untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi
oleh petani. Sehingga para petani menyelesaikan masalah dengan cara mereka
sendiri yang terkadang justru merugikan.
Hal-hal diatas lah
yang menyebabkan usaha tani dan para petani kecil sulit untuk berkembang dan
sulit untuk mensejahterakan hidupnya.
B. Pertanyaan(Evaluasi mandiri)
1. Sebut dan jelaskan
faktor produksi dalam pertanian!
Jawab:
Ada
empat faktor produksi pertanian yaitu:
1.
Faktor produksi alam
Faktor produksi alam
terdiri dari terdiri dari : Udara,
Iklim, Lahan, Flora dan Fauna. Tanpa faktor
produksi alam tidak ada produk pertanian.
Tanpa tanah/ lahan, sinar matahari, udara
dan cahaya tidak ada hasil pertanian.
Orang yang kurang memahami proses produksi
pertanian menganggap faktor produksi yang
tidak langka atau tidak terbatas (unscarcity) seperti udara,
cahaya adalah tidak termasuk faktor produksi.
Tanah/lahan yang bersifat langka/terbatas
(scarcity) adalah sebagai faktor produksi. Pada era
sebelum Masehi tanah ini juga belum bersifat scarcity, sama halnya dengan udara
dan
cahaya.
Tanah/lahan dalam arti sesungguhnya bukan termasuk modal, karena tanah bukan
buatan manusia atau hasil produksi. Orang awam menganggap tanah
sebagai modal utama atau satu-satunya modal bagi petani. Hal ini karena tanah
mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi
dari tanah adalah:
1.
Dapat diperjual belikan
2.
Dapat disewakan
3.
Dapat dijadikan jaminan
kredit.
2.
Faktor produksi tenaga kerja
Dalam ilmu ekonomi,
yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah
suatu alat kekusaan fisik dan otak manusia yang tidak
dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan kepada usaha produksi.
Tenaga kerja yang bukan bertujuan usaha
produksi misalnya tenaga untuk sport disebut langkah bebas. Tenaga kerja adalah faktor terpenting dalam suatu perusahaan dan
modal dapat seluruhny atau sebagian besar habis karena memburuknya konjungtur,
malapetaka, dan wabah. juga mungkin, karena modal tidak mampu menarik tenaga
kerja baru dari daerah lain, sehingga hanya tenaga kerja keluarga atau
masyarakat saja yang tetap saja tinggal. Mengapa di katakan faktor tenaga kerja
sangatlah penting dari pada yang lainnya.
Pengaruh tenaga kerja terhadap produki
berbeda untuk setiap usaha tanaman. Ini sangat bergantung kepada usaha produksi
itu, bila sifatnya padat karya (labor intensive) maka pengaruhnya sangat kuat,
bila sifatnya padat modal (capital intensive) maka pengaruh tenaga kerja lemah.
Dalam ekonomi produksi keadaan labor intensive atau capital intensive secara
kuantitatif dapat dirumuskan melalui fungsi produksinya. Misalnya
X
= jumlah tenaga kerja,
X
= jumlah modal,
Y
= jumlah produksi.
Pertanian rakyat sering
dikenal dengan usahatani kecil. Di pertanian rakyat sering digunakan tenaga
kerja anak-anak (di bawah usia
10 atau 12 tahun). Tenaga kerja anak-anak itu dapat berasal dari keluarga
ataupun dari luar keluarga. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani
disebut TKDK (Tenaga Kerja Dalam Keluarga), yang berasal dari luar keluarga
disebut TKLK (Tenaga Kerja Luar Keluarga) atau tenaga kerja sewa. Dalam proses
produksi pertanian, TKDK dan TKLK pada prinsipnya sama, setiap tenaga kerja yang
dikorbankan dalam berproduksi harus diperhitungkan. Pada umumnya TKDK tidak
dibayar, sedangkan TKLK harus dibayar. Pada usahatani kecil TKLK digunakan bila
TKDK tidak cukup mengerjakan pekerjaan dalam usahatani. Petani yang mempunyai
usahatani skala luas selalu menggunakan TKLK.
Satuan tenaga kerja sering
disebut dengan HKP (Hari Kerja Pria dewasa), Satu HKP adalah tenaga
kerja seorang pria dewasa yang bekerja efektif selama 8 jam per hari. Untuk
tenaga kerja seorang dewasa wanita setara dengan 0,8 HKP dan tenaga kerja
seorang anak-anak setara dengan 0,5 HKP. Harga atau upah 1HKP untuk setiap
daerah adalah bervariasi, juga untuk jenis pekerjaan yang berbeda upah 1HKP
sering berbeda. Misalnya upah 1HKP menyiang di kebun jeruk di Tanah Karo adalah
Rp.20.000, upah 1HKP menyemprot hama/penyakit adalah Rp.30.000. Makin berat
atau makin beresiko jenis pekerjaan itu maka makin mahal upahnya. Komponen
biaya tenaga kerja pada pertanian rakyat (TKDK+TKLK) adalah paling besar, rata-
rata biaya ini 50% dari total biaya produksi.
3.
Faktor produksi modal
Modal
dalam arti ekonomi adalah hasil produksi
yang digunakan untuk menghasilkan produksi
selanjutnya. Von Bohm-Bawerk menjelaskan sebagai
berikut: Segala jenis barang yang dihasilkan
dan dimiliki masyarakat disebut kekayaan masyarakat. Kekayaan itu
digunakan:
·
Sebagian untuk konsumsi.
·
Sebagian untuk
memproduksi barang-barang baru, inilah yang disebut modal masyarakat atau modal
sosial.
Perkataan
modal atau kapital dalam arti sehari-hari
digunakan dalam bermacam arti, yaitu:
·
modal sama artinya dengan
harta kekayaan seseorang.
·
modal dapat mendatangkan
penghasilan bagi si pemilik modal, dan ini terlepas dari kerjanya.
Menurut sifatnya modal dibagi
menjadi:
·
Modal tetap
adalah barang-barang modal yang digunakan
dalam proses produksi yang dapat digunakan
beberapa kali. Meskipun akhirnya modal itu tandas atau
habis juga, tetapi sama sekali
tidak terhisap dalam hasil. (sebagai modal pertama
Contoh
modal tetap : mesin, bangunan, alat-alat pertanian.
·
Modal
bergerak adalah barang-barang modal yang dipakai
dalam proses produksi dan habis
terpakai dalam proses produksi. (sebagai modal kedua)
Contoh modal bergerak:
pupuk, bahan bakar, bahan mentah.
Perbedaan di atas sangat
penting artinya karena kedua jenis modal di atas mampu mempunyai fungsi dan
meminta perhatian yang sangat berlainan. Pemanenan harus dikembalikan secara
penuh dengan modal kedua, sedangkan modal yang pertamahanya mengembalilakn
sebagian, dan bagian yang dikembalikan ialah penyusutan tahunan dan biaya
perawatan tahunan.
Selanjutnya orang
dapat membedakan jenis-jenis modal itu jadi :
-
Sarana produksi. Yang diproduksi, sejauh barang itu digunakan
secara langsung untuk produksi dan
-
Sarana untuk menyimpan barang uang dihasilkan.
Suatu perbedaan yang
tidak secara langsung merupakan akibat dari penyebutan jenis-jenis modal
tersebut, akan tetapin yang berguna ialah perbedaan modal yang di warisi atau
yang didapat denagn cara lain secara cuma-cuma, seperti sisa-sisa pendapatan
yang ditabung dari hasil kerja yang di tabung. Modal yang di gunakan dalam
usaha tani jauh lebih besar dari pada yang digunakan dalam usaha perdagangan
atau industri, yang menghasilkan pemenuhan yang sama, karena kurang cepat
beredar. Penarikan lebih banyak modal dalam usaha tani pada umumnya hanya masuk
akal bagi petani, jika harapannya adalah mendapatkan salah satu atau lebih dari
akibat-akibat yang di sebutkan sebagai berikut :
1.
Pengaruh kerja pada saat banyak pekerja diperlukan dan keperluan
itu sulit dapat untuk di penuhinya.
2.
Pengurangan kerja, jiika kerja yang du bebaskan itu dapat
digunakan secara bermanfaat.
3.
Pemenuhan kebutuhan yang lebih baik.
Modal petani dapat
dipisahkan dalam modal usaha yang sebenar-benarnya dan modal pribadinya.
perbedaan semacam itu praktis tidak ada dalam usaha Indonesia. Jika perbedaan
ini di terapkan lebih lanjut, maka usaha itu bukan menjadi usaha tani lagi,
melainkan akan menjadi suatu badan usaha.
Dibuat
perbedaan modal tetap dan modal bergerak berhubung dengan perhitungan biaya
pada proses produksi, yaitu:
1.
Biaya modal bergerak
diperhitungkan dalam harga biaya riel (pada saat itu).
2.
Biaya modal tetap
diperhitungkan melalui penyusutan nilai.
Modal
Fisik dan modal Manusiawi:
Modal fisik atau modal material dalam
pertanian seperti alat-alat pertanian, bibit, pupuk, ternak, bangunan dan
lain-lain. Modal manusiawi (human capital)
seperti biaya untuk pendidikan petani,
latihan dan peningkatan kesehatan dan lain-lain.
Modal manusiawi tidak secara langsung berpengaruh
terhadap produksi, akan tetapi dia akan
dapat menaikkan produk-tivitas kerja pada waktu mendatang.
4.
Faktor produksi pengelolaan (manajemen).
Manajemen
sama dengan pengelolaan, artinya kemampuan
manusia mengkelola atau mengkombinasikan
seluruh faktor-faktor produksi dalam waktu
tertentu untuk memperoleh produksi tertentu. Dari
beberapa literatur (secara teori) terdapat
beberapa definisi atau pengerti-an daripada
manajemen, antara lain adalah sebagai berikut: Manajemen
adalah seni untuk mencapai hasil yang
diinginkan dengan sumber daya yang
tersedia bagi organisasi. Kemampuan manajer untuk
mencapai hasil melalui orang lain
menentukan dalam manajemen yang baik. Seni
bukan ilmu, karena manajemen terkait
dengan manusia, maka harus memandang prinsip- prinsip
manajemen sebagai persamaan yang tidak
sempurna. Setiap organisasi mempunyai memiliki
berbagai macam sumber daya, Manajer yang berhasil akan mengeruk
hasil /pengembalian tertinggi yang dapat
diperoleh dari sumber daya yang
tersedia.
Selain itu di dalam faktor manajement ini juga terdapat faktor skill:
1.
Faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship
Kewirausahaan
merupakan faktor produksi yang tidak dapat dilihat, dihitung, ditakar, diraba,
tetapi hanya dapat dirasakan dan diketahui dengan melihat produk yang
dihasilkan. Seorang pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang memiliki
kemampuan mengelola, menyatukan faktor-faktor produksi, dan dapat mengendalikan
perusahaan secara baik dengan menghasilkan produk dan memperoleh keuntungan dan
berani menanggung risiko. yang di maksudkan dengan keahlian keusahawaan
adalah keahlian dan kemampuan pengusaha-pengusaha untuk mandiri dan
mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Dalam menjalankan usaha
mereka para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor produksi yang lain, yaitu
tanah, tenaga kerja, dan modal. Keahlian keusahawaan meliputi kemahiran para
pengusaha untuk mengorganisir atau mengimplementasikan kegiatan manajemen
berbagai faktor produksi (input) yang lain tersebut sehingga usahanya berhasil
dan berkembang dengan baik dan dapat menyediakan barang dan jasa yang di
butuhkan masyarakat.
Keahlian-keahlian
tersebut meliputi sebagai berikut:
a.
Tecnikal skills (keahlian
teknis) yaitu keahlian yang di perlukan untuk melakika pekerjaan spesifik
tertentu. Seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout
perusahaan dan sebagainya.
b.
Human relation skills (keahlian
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat) yaitu keahlian dalam
memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai orang di masyarakat. Di antara
keahlian ini adalah keahlian dalam bernegara, memotivasi, meyakinkan orang dan
sebagainya.
c.
Conseptual skills (keahlian
konseptual), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis,
termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbagai masalah dalam
situasi yang berbeda-beda bahkan keahlia untuk empridiksi dimasa yang akan
datang.
d.
Decision making skills (keahlian
dalam pengambilan keputusan), yaitu keahlian untuk mengidentifikasikan
masalah sekaligus menawarkan berbagai alternatif solusi atas permasalahan yang
di hadapi.
e.
Time management skills (keahlian
dalam mengelola waktu), yaitu keahlian dalam memanfaatkan waktu secara
efektif dan efisien. Efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the
right things). Sedangkan efesien adalah mengerjakan pekerjaan dengan benar.
f.
Global management skills (keahlian
dalam manajemen global), yaitu keahlian manajemen yang tidak saja terfokus
pada satu keadaan di negara tertentu akan tetapi juga lintas negara bahkan
lintas budaya.
g.
Tecnological skills (keahlian
dalam hal teknologi), yaitu keahlian menejerial dalam mengikuti dan
menguasai perkembangan teknologi yang terjadi.
Keseluruhan
keahlian (skill) diatas, tentunya perlu untuk di miliki oleh setiap pelaku
bisnis sekiranya ingin mewujudkan tujuan bisnisnya (perusahaan). Keahlian
(skill) yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha terdiri dari:
a.
Managerial skill, yaitu kemampuan dalam
mengorganisasikan semua faktor produksi agar mencapai
tujuan.
b.
Technical skill, yaitu keahlian yang
bersifat teknis dalam pelaksanaan proses
produksi sehingga
berjalan dengan baik.
c.
Organizational skill, yaitu keahlian dalam
memimpin berbagai usaha, tidak hanya intern perusahaan yang
brsifat bisnis, tetapi juga organisasi dalam bentuk lain.
Banyak orang yang tidak mempunyai ketrampilan atau skill dalam
melakukan atau membantu dari hasil produksi sehingga produksi dapat berjalan
dengan baik dengan skill yang dimiliki. Maka dari itu seseorang harus mempunyai
skill dengan cara melatih keterampilannya atau bakat yang sudah di miliki
tinggal mengasah dengan demikian usaha ataupun ada kaitannya dibidang pertanian
dapat berjalan dengan lancar. Hal yang menyebabkan seseorang tidak mempunyai
ketarampilan atau skill karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan,
Skill
yang dimiliki pada umumnya hanya sepengetahuannya saja atau dari turun menutun
dari keluarganya. untuk mengatasi hal seperti ini pemerintah sebaiknya
mengadakan kegiatan penyuluhan, memang saat ini jika kita melihat kondisi
petani di Indonesia melakukan pemyuluhan tidaklah mudah perlu adanya
penekannan terhadap meraka yang ingin mempunyai skill, sehingga orang
yang ingin melakukan usaha mempunyai keterampilan atau skill dengan demikian
semakin banyak orang yangm mempunyai skill maka akan menambah produksi yang
dimiliki.
2. Sebut dan jelaskan
faktor produksi (sumberdaya) dalam ilmu manajemen?
Jawab:
Manajemen sama dengan
pengelolaan, artinya kemampuan manusia mengkelola atau mengkombinasikan seluruh
faktor-faktor produksi dalam waktu tertentu untuk memperoleh produksi
tertentu. Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan sumber daya
yang tersedia bagi organisasi. Kemampuan
manajer untuk mencapai hasil melalui orang lain menentukan
dalam manajemen yang baik. Seni bukan ilmu,karena manajemen
terkait dengan manusia, maka harus memandang prinsip- prinsip manajemen
sebagai persamaan yang tidak sempurna. Setiap organisasi mempunyai memiliki
berbagai macam sumber daya, Manajer yang berhasil akanmengeruk hasil
/pengembalian tertinggi yang dapat diperoleh dari sumber daya yang tersedia
seperti manusia, lahan, selain itu di dalam faktor manajemen ini juga terdapat
faktor skill
Faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship)
Kewirausahaan
merupakan faktor produksi yang tidak dapat dilihat, dihitung, ditakar,diraba,
tetapi hanya dapat dirasakan dan diketahui dengan melihat produk yang
dihasilkan.
Seorang pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola,menyatukan
faktor-faktor produksi, dan dapat mengendalikan perusahaan secara baik
denganmenghasilkan produk dan memperoleh keuntungan dan
berani menanggung risiko. yang
dimaksudkan dengan keahlian keusahawaan adalah keahlian dan kemampuan pengusaha- pengusaha
untuk mandiri dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Dalam menjalankan
usaha mereka para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor produksi
yang lain, yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal.
Keahliankeusahawaanmeliputikemahiran para pengusaha untuk mengorganisr atau mengimplementasikan kegiatanmanajemen
berbagai faktor produksi (input) yang lain tersebut sehingga usahanya
berhasildan berkembang dengan baik dan dapat menyediakan barang dan jasa yang
di butuhkanmasyarakat.Keahlian-keahlian tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Tecnikal skills ( Keahlian Teknis )
Yaitu keahlian yang di perlukan untuk melakika pekerjaan spesifik tertentu. Seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan,
membuat layout perusahaan dan sebagainya.
2. Human relation skills ( Keahlian
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat)
Yaitu keahlian dalam memahami
dan melakukan interaksi dengan berbagaiorang di masyarakat. Di antara
keahlian ini adalah keahlian dalam bernegara, memotivasi,meyakinkan orang dan
sebagainya.
3. Conseptual skills ( keahlian konseptual )
Yaitukeahlian dalamberpikir secaraabstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbagaimasalah
dalam situasi yang berbeda-beda bahkan keahlian untuk empridiksi dimasa yang akan
datang.
4. Decision making skills
( Keahlian dalam pengambilan keputusan )
Yaitu keahlian untuk
mengidentifikasikan masalah sekaligus menawarkan berbagai
alternatif solusi atas permasalahan yang di hadapi.
5. Time management skills ( Keahlian
dalam mengelola waktu )
Yaitu keahliandalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Efektif adalah mengerjakan pekerjaan
yang benar (doing the right things). Sedangkan efesien adalah
mengerjakan pekerjaan dengan benar.
6. Global management skills ( Keahlian
dalam manajemen global )
Yaitu keahlianmanajemen yang tidak
saja terfokus pada satu keadaan di negara tertentu akan tetapi jugalintas
negara bahkan lintas budaya.
7. Tecnological skills ( Keahlian
dalam hal teknologi )
Yaitu keahlian menejerialdalam
mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang terjadi. Keseluruhan
keahlian (skill) diatas, tentunya perlu untuk di miliki oleh setiap
pelaku bisnis sekiranya ingin mewujudkan tujuan bisnisnya (perusahaan).
Keahlian (skill) yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha terdiri dari:
1. Managerial skill, yaitu kemampuan dalam
mengorganisasikan semua faktor produksi agar mencapai
tujuan.
2. Technical skill, yaitu keahlian yang bersifat teknis dalam pelaksanaan proses
produksi sehingga
berjalan dengan baik.
3.Organizational skill, yaitu keahlian dalam memimpin berbagai usaha, tidak hanya
intern perusahaan yang brsifat
bisnis, tetapi juga organisasi dalam bentuk lain.
3. Apa yang dimaksud dengan human capital?
Jawab :
Human capital diartikan
sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan
dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan, dan pengalaman pribadi.
Walaupun tidak semata-mata dilihat dari individual tapi juga sebagai tim kerja
yang memiliki hubungan pribadi baik di dalam maupun luar perusahaan (Stewart
1997 dalam Totanan 2004). Human capital penting karena merupakan sumber
inovasi dan pembaharuan strategi yang dapat diperoleh dari brainstorming melalui
riset laboratorium, impian manajemen, process reengineering, dan
perbaikan atau pengembangan ketrampilan pekerja. Selain itu, human capital memberikan
nilai tambah dalam perusahaan setiap hari, melalui motivasi, komitmen,
kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah yang dapat dikontribusikan
oleh pekerja berupa: pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan,
pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan serta perubahan budaya
manajemen (Mayo 2000 dalam Rachmawati et al. 2004).
Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi dan
kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu
nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang Ongkorahardjo: Analisis Pengaruh Human
Capital Terhadap Kinerja Perusahaan dikontribusikan oleh human capital dalam
menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di
masa akan datang bagi suatu organisasi (Malhotra 2003 dan Bontis 2002 dalam
Rachmawati dan Wulani 2004). Menurut Totanan (2004) sebuah perusahaan akan
memiliki kinerja yang berbeda pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya
manusia yang berbeda dalam mengelola aset yang sama akan menghasilkan nilai
tambah yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tangible aset yang
dimiliki perusahaan bersifat pasif tanpa sumber daya manusia yang dapat
mengelola dan menciptakan nilai bagi suatu perusahaan.
Menurut Stewart et al
(1998) dalam Sawarjuwono dan Kadir (2003) mengatakan bahwa human capital merupakan
lifeblood dalam modal intelektual, sumber dari innovation dan improvement,
tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital mencerminkan
kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut,
dimana akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawannya.
Fitz-Enz (2000) dalam
Setyanto (2004) mendeskripsikan human capital sebagai kombinasi dari
tiga factor, yaitu: 1) karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya
intelegensi, energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen, 2) kemampuan
seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi, kreatifitas dan bakat dan
3) motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yaitu semangat tim dan
orientasi tujuan.
Human capital dapat didefinisikan sebagai jumlah total dari pengetahuan,
skill, dan kecerdasan rakyat dari suatu negara. Investasi tersebut (human capital) dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh tingkat konsumsi yang lebih tinggi di masa yang akan datang.
Walaupun kontroversi mengenai diperlakukannya human resources sebagai human
capital belum terselesaikan, namun beberapa ekonom klasik dan neo-klasik
seperti Adam Smith, Von Threnen, dan Alfred Marshall sependapat bahwa human capital terdiri dari
kecakapan-kecakapan yang diperoleh melalui pendidikan dan berguna bagi semua
anggota masyarakat. Kecakapan-kecakapan tersebut merupakan kekuatan utama bagi
pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Mayo, A., 2000. “The Role
of Employee Development in The Growth of Intellectual Capital”, Personal
Review, Vol. 29, No. 4. http://www.
emerald-library.com
Rachmawati, D., dan F.
Wulani. 2004. ”Human Capital dan Kinerja Dareah: Studi Kasus di Jawa Timur”, Penelitian
APTIK, April: 1-73.
Sawarjuwono, T., dan A. P.
Kadir. 2003. ”Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol.5, No.1, Mei: 35-57.
Setyanto, R. P., 2004.
“Pengukuran Human Capital: Peluang bagi Departemen SDM untuk Berperan
sebagai Strategic Bisiness Partner”, Usahawan No.10, Tahun XXXIII,
Oktober: 18-22.
Totanan, C., 2004.
”Peranan Intellectual Capital dalam Penciptaan Nilai untuk Keunggulan
Bersaing”, Usahawan, No. 1, Tahun XXXIII, Januari: 27-31.